Mari Mengenal Keutamaan dan Manfaat dari Puasa Ayyamul Bidh

Ibadah puasa dalam agama islam tentu sangat identik dengan puasa di bulan Ramadhan. Namun, sebenarnya di luar bulan Ramadhan terdapat jenis puasa-puasa lain yang bersifat sunah yang bisa dikerjakan oleh semua umat muslim di dunia. Selain mendapat pahala, mengerjakan puasa sunah juga membuat seseorang menjadi lebih baik. Salah satunya adalah puasa Ayyamul Bidh.

puasa-ayyamul-bidh



Menjalankan puasa selain sebagai bukti nyata rasa sayang dan cinta kita kepada Allah SWT juga memiliki berbagai manfaat bagi umat islam yang mengerjakannya. Baik itu yang sunnah ataupun wajib, semuanya sama-sama memiliki manfaat. 


Dari mulai bermanfaat bagi kondisi kesehatan jasmani dan rohani umat muslim sampai dengan ganjaran pahala melimpah yang akan diberikan Allah SWT kepada umatnya.


Asal Usul Puasa Ayyamul Bidh



Secara umum puasa Ayyamul Bidh dilakukan pada 3 hari setiap pada bulan qomariyah. Puasa yang disebut dengan ayyamul bidh ini merupakan salah satu puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Amalan ini biasanya dilakukan dan kerjakan pada tanggal 13, 14, 15 pada setiap bulan hijriyah.


Apabila seseorang melaksanakan dan mengamalkan puasa tiga hari ini maka sama halnya telah melakukan puasa selama satu bulan. Apabila puasa ini dilakukan oleh seseorang setiap bulan maka ibarat dia melakukan puasa dalam setahun penuh. Begitulah salah satu keutamaan dari melaksanakan dan mengamalkan puasa tiga hari ini dalam kehidupan kita.


Hal tersebut seperti yang ada dalam riwayat yang berbunyi,

“Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kaulakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari-Muslim).


Mungkin Anda masih bertanya mengapa puasa ini diberikan nama ayyamul bidh? Mengapa tidak menggunakan nama yang lain? Terkait dengan nama tersebut telah diberikan keterangan yang ada pada kitab ‘Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari bahwa pemberian nama puasa sunnah ini berkaitan dengan kisah manusia pertama Allah yaitu Nabi Adam AS pada saat diturunkan ke bumi.


Pada riwayat Ibnu Abbas dikatakan bahwa pada saat Nabi Adam AS diturunkan ke bumi Allah, kondisi seluruh tubuhnya mengalami luka bakar yang disebabkan oleh panasnya matahari yang menyebabkan tubuh Nabi Adam menjadi hitam karena gosong. Setelah itu Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Adam AS untuk melaksanakan puasa selama tiga hari yakni tanggal 13, 14, dan 15.


Pada saat Nabi Adam AS melaksanakan dan mengamalkan puasa Ayyamul Bidh ini, kondisi tubuh Nabi Adam AS mulai mengalami perubahan. Pada puasa hari pertama kondisi badan Nabi Adam yang gosong mulai menjadi pulih sebanyak sepertiga bagian. Hari kedua sepertiga bagian tubuh yang lain menjadi pulih. Pada hari ketiga seluruh kondisi badan Nabi Adam AS telah pulih sepenuhnya. 


Riwayat Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam/gosong. Kemudian Allah memberikan wahyu kepadanya untuk berpuasa selama tiga hari (tanggal 13, 14, 15). Ketika berpuasa hari pertama, sepertiga badannya pulih. Puasa hari kedua, sepertiganya lagi pulih. Puasa hari ketiga, sepertiga sisanya menjadi putih.


Berikut ini adalah riwayatnya:


“Sebab dinamai ‘ayyamul bidh’ adalah riwayat Ibnu Abbas RA, dinamai ayyamul bidh karena ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, matahari membakarknya sehingga tubuhnya menjadi hitam. Allah SWT kemudian mewahyukan kepadanya untuk berpuasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih); ‘Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)’. Lantas Nabi Adam AS pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih.”


Selain hal tersebut ada pendapat lain bahwa penamaan dari ayyamul bidh ini dikarenakan pada saat hari puasa tersebut malam-malamnya terang benderang karena sinar rembulan. Bulan menyinari muka bumi dari mulai matahari terbenam hingga terbitnya lagi. Terang bulan dan juga sinar rembulan inilah yang menyebabkan juga puasa ini dikenal sebagai puasa putih oleh sebagian orang. Berikut pendapat tersebut.


“Pendapat lain menyatakan, hari itu dinamai ayyamul bidh karena malam-malam tersebut terang benderang oleh rembulan dan rembulan selalu menampakkan wajahnya mulai matahari tenggelam sampai terbit kembali di bumi. Karenanya malam dan siang pada saat itu menjadi putih (terang),” (Lihat Badruddin Al-‘Aini Al-Hanafi, ‘Umdatul Qari` Syarhu Shahihil Bukhari, juz XVII, halaman 80).


Pengertian Puasa Ayyamul Bidh



Puasa sunah sebenarnya terdapat banyak sekali di dalam ajaran islam, ada puasa senin kamis, hari arafah, dan yang akan kita bahas yaitu Ayyamul Bidh. Ayyamul Bidh merupakan puasa sunah yang dilakukan selama tiga hari yaitu pada tanggal 13, 14, dan juga tanggal 15 setiap bulan Hijriah. Biasanya amalan ini juga disebut puasa putih karena dianggap bertepatan dengan bulan purnama yang bersinar putih.


Akan tetapi amalan Ayyamul Bidh ini tidak selalu dapat dilakukan terutama pada tanggal 13 di bulan dzulhijjah. Hal tersebut dikarenakan pada tanggal tersebut dikenal sebagai bagian hari tasyriq di mana diharamkan melakukan puasa pada tanggal tersebut di bulan dzulhijjah. Oleh karena itu umat islam lebih memilih untuk tidak melakukan puasa pada tanggal tersebut.


Dalil-dalil Pendukung Amalan Ayyamul Bidh



Dalam melakukan suatu hal apalagi terkait dengan pengerjaan puasa sunah tentu perlu dengan apa yang namanya dasar dan juga pegangan. Hal tersebut berguna untuk meyakinkan dan menjaga seseorang agar tidak keluar dari keutamaan berpuasa sunah tersebut. Berikut ini merupakan beberapa dalil yang mendukung untuk dijadikan pegangan melakukan puasa Ayyamul Bidh.


  1. Dalil yang pertama yaitu dari Abu Huraira radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Kekasihku (yaitu Rasulullah SAW) mewasiatkan padaku tiga nasihat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1. Berpuasa tiga hari setiap bulannya. 2. Mengerjakan salat dhuha 3. Mengerjakan salat witir sebelum tidur.”.
  2. Dalil yang kedua yaitu dari mu’adzah yang bertanya kepada aisyah, “Apakah Rasulullah SAW berpuasa 3 hari setiap bulannya?” Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melaksanakan puasa tersebut?” Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli hari apa beliau berpuasa (artinya semau beliau).”
  3. Dalil yang ketiga yaitu dalil dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, yang artinya, “Rasulullah SAW biasa berpuasa pada Ayyamul Bidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.”
  4. Dalil keempat dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda, “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, 15 (dari bulan Hijriah).”
  5. Dalil kelima yaitu dalil dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah bersabda yang artinya, “Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.”



Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh



1. Perintah yang diberikan langsung oleh Rasulullah SAW



Keutamaan yang pertama adalah amalan tersebut merupakan perintah dari Rasulullah SAW. Hal tersebut telah diriwayatkan dalam hadis seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Rasulullah memberikan tiga nasihat yaitu berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan salat dhuha, dan juga mengerjakan salat witir sebelum tidur.


Seperti pesan wasiat yang ditinggalkan Rasulullah tersebut yaitu dengan mengerjakan ketiga wasiat tersebut niscaya kita akan mendapatkan manfaat yang banyak dan luar biasa bagi hidup kita. Selain itu mengerjakan ketiga nasihat tersebut tentu dapat membuat hidup kita khususnya menjadi lebih baik dan juga lebih tenteram dalam menjalani hidup di dunia ini.


Selain hal tersebut, mengerjakan amalan Ayyamul Bidh dapat membantu menundukkan dan meredam hawa nafsu setiap orang yang mengamalkannya pada saat tertimpa suatu peristiwa yang membuat kondisi psikis terganggu dan juga mampu meredam dan mengurungkan ledakan emosi yang bisa datang kepada kita sewaktu-waktu.


Sedangkan dengan mengamalkan salat witir dan juga salat dhuha kelak akan mampu untuk menenangkan hati dan juga niscaya Allah akan mempermudah segala urusan di dunia yang kita tinggali ini serta mampu menjadi bekal untuk nantinya dibawa ke akhirat. Pada intinya ketiga wasiat tersebut merupakan wasiat yang sangat penting dan juga diusahakan untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.


2. Anjuran dari Rasulullah SAW



Melaksanakan amalan Ayyamul Bidh ini tidak hanya sekadar diperintahkan langsung oleh Rasulullah SAW namun juga Beliau sangat menganjurkan kepada setiap umatnya untuk mengamalkan dan melaksanakan puasa yang biasa dikenal juga sebagai puasa putih ini serta menjelaskan juga tentang waktu pelaksanaan dari puasa sunah ini. 


Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Rasulullah SAW menerangkan bahwa puasa sunah ini dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan juga 15 setiap bulan hijriah. Dilakukannya puasa ini pada tanggal tersebut dikarenakan pada tanggal tersebut merupakan waktu kejadian alam berupa bulan purnama penuh dengan memancarkan sinar putih yang begitu terang ke muka bumi.


Selain dikarenakan pada tanggal tersebut merupakan kejadian purnama, penentuan tanggal tersebut juga dikarenakan pada saat itu bulan berada dalam kondisi posisi paling dekat dengan bumi. Dekatnya jarak tersebut mengakibatkan pasangnya air di lautan. Hal tersebut juga memberikan pengaruh kepada emosional manusia menjadi lebih sensitif sehingga dengan salat ini hal tersebut bisa diredam.


3. Seperti melakukan puasa sepanjang tahun



Keutamaan berikutnya adalah melakukan puasa sunah ini ibaratnya sama dengan melakukan puasa selama satu tahun. Hal ini sesuai dengan Abu daur yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah memberikan perintah kepada sahabat dan juga umatnya untuk melaksanakan amalan ini karena akan mendapatkan pahala sama seperti melakukan ibadah puasa setahun penuh.


Hal terkait dengan pahala seperti mengerjakan puasa selama setahun juga terdapat dalam hadis riwayat Abu daud yang artinya,” Rasulullah SAW biasa memerintahkan kepada kami untuk berpuasa Ayyamul Bidh yaitu 13, 14, dan juga 15(dari bulan hijriah).” Dan beliau bersabda, “puasa Ayyamul Bidh itu seperti puasa setahun.” (Hadis riwayat Abu Daud).


Bisa dibayangkan betapa beruntungnya orang-orang di dunia yang mengamalkan amalan ini dalam kehidupannya. Hanya dengan melaksanakan puasa tiga hari dalam setiap bulan selama setahun penuh diibaratkan seperti halnya mengerjakan puasa penuh satu tahun. Sungguh melimpah sekali pahala yang akan diperoleh bagi siapa saja yang melaksanakannya.


4. Teladan dari Rasulullah SAW



Keutamaan dari mengamalkan Ayyamul Bidh yang terakhir adalah karena menjalankan puasa sunah ini merupakan teladan dari baginda Rasulullah SAW kepada umatnya. Hal tersebut berdasarkan percakapan yang terjadi antara Mu’adzah dan juga Aisyah tentang puasa selama tiga hari yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW setiap bulannya.


Pada dasarnya mengerjakan segala amalan seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW merupakan ibadah yang banyak mengandung keutamaan dan pahala bagi umat manusia. Baik itu puasa sunnah senin kamis, hari arafah, dan sebagainya tentu memiliki keutamaannya. Namun dari semua itu, melaksanakan puasa sunnah merupakan suatu bentuk cinta kita kepada Allah SWT.


Manfaat Puasa Ayyamul Bidh



Seperti halnya mengerjakan amalan-amalan yang diperintahkan Allah lainnya, mengerjakan puasa sunah seperti puasa Ayyamul Bidh ini tentunya juga memiliki banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan dan diperoleh. Dengan melakukan puasa sunah ini tentunya akan mendatangkan banyak manfaat baik di dunia maupun juga di akhirat kelak. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari puasa sunah ini.


  1. Manfaat dari mengerjakan dan mengamalkan ayyamul bidh yang pertama adalah kita mengamalkan sunah dari Rasulullah SAW. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Rasulullah SAW sangat menganjurkan amalan Ayyamul bidh ini. Bahkan Rasulullah SAW menjadikan puasa ini sebagai salah satu wasiat Beliau bagi umat muslim di seluruh dunia.
  2. Manfaat mengamalkan dan menjalankan Ayyamul Bidh berikutnya adalah bagi siapa yang mengerjakannya seperti halnya mengerjakan puasa selama satu tahun penuh. Lebih rincinya mengerjakan puasa tiga hari ini sama seperti mengerjakan puasa sebulan penuh sehingga apabila seseorang melakukan puasa ini rutin setiap bulannya maka dia sama seperti mengerjakan puasa selama setahun penuh.
  3. Puasa sendiri baik yang bersifat wajib ataupun sunnah mempunyai banyak sekali manfaat bagi tubuh kita. Hal itu juga termasuk pada amalan sunnah Ayyamul bidh ini. Salah satu fungsinya adalah dapat mengistirahatkan organ-organ dalam tubuh setiap bulannya agar dapat terjaga kesehatan dan dapat berfungsi dengan baik.
  4. Manfaat berikutnya bagi yang mengerjakan dan mengamalkan puasa sunnah Ayyamul bidh ini adalah mendapatkan pahala yang besar sebagai bekal di akhirat kelak. Seperti yang kita ketahui bahwa melaksanakan dan mengerjakan perintah Allah SWT pastilah dijanjikan pahala. Termasuk juga dalam melakukan puasa sunnah Ayyamul bidh ini tentu akan mendapatkan pahala yang sangat besar.
  5. Semakin dekat seseorang dengan Allah SWT maka akan semakin tenang dan damai kehidupan orang tersebut. Untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT dapat dilakukan dengan menjalankan segala yang diperintahkan-Nya. Termasuk juga menjalankan puasa sunnah Ayyamul Bidh ini niscaya dapat menciptakan ketenangan dalam hidup karena dapat meningkatkan ketakwaan seseorang.



Banyak sekali manfaat seperti disebutkan di atas bagi umat muslim di dunia ini yang melaksanakan puasa sunnah Ayyamul Bidh. Dari mulai mengerjakan wasiat dan juga ajaran Rasulullah SAW pahala yang sangat banyak yang akan diberikan Allah SWT kepada umatnya yang mengerjakan amalan ini. Terlepas dari semua manfaat tersebut, Namun perlu diniatkan bahwa mengerjakan semua itu hanya karena Allah SWT.