Mari Mengenal Baby Blues Syndrome pada Ibu Baru
Thursday, 10 September 2020
Edit
Baby blues syndrome adalah suatu rasa (emosional) sedih yang muncul pada seorang ibu setelah melahirkan bayinya. Meski terdengar cukup aneh, tetapi hal tersebut adalah hal yang wajar di alami oleh 50% sampai 80% ibu setelah melahirkan.
Biasanya, seorang ibu yang mengalami syndrome baby blues ini akan memiliki perasaan yang sangat sensitif seperti mudah menangis, tersinggung, gampang tertekan, dan lain sebagainya. Nah, untuk mendapatkan info lebih lengkap lagi, langsung saja simak artikel di bawah ini.
Tanda dan Gejala Syndrome Baby Blues
Pada bagian sebelumnya telah disebutkan beberapa ciri atau gejala yang dialami oleh penderita syndrome baby blues. Selain yang telah disebutkan tadi, masih terdapat banyak gejala yang menunjukkan seseorang terserang syndrome baby blues.
Berikut ini merupakan gejala dan tanda-tanda syndrome baby blues wajib diketahui:
- Mudah terbawa emosi, marah-marah, ataupun kesal.
- Mudah sedih dan menangis tanpa sebab.
- Mudah mengalami kelelahan.
- Mengalami krisis kepercayaan diri.
- Susah beristirahat.
- Dan yang terburuk adalah tidak mau merawat si Bayi.
Meskipun hal yang wajar, tetapi penderita syndrome baby blues harus ditangani secara baik dan benar. Jangan sampai hal ini membuat si Bayi menjadi kurang terjaga dan terawat. Untuk itu, peran orang di sekitar penderita seperti suami, orang tua, dan kerabat dekat sangat dibutuhkan pada kondisi ini.
Penyebab Seseorang Terkena Baby Blues Syndrome
Seseorang terkena syndrome ini tentu ada sebab dan alasan yang memicunya. Secara umum, faktor hormon dan kelelahan menjadi penyebab utama dari munculnya syndrome ini.
Bagi sobat calon ibu, ada baiknya untuk mengetahui penyebab terjadinya baby blues syndrome agar dapat melakukan persiapan untuk mengatasinya. Nah, untuk itu mimin akan berikan informasinya di bawah ini.
1. Tubuh Ibu Mengalami Kelelahan
Proses melahirkan merupakan suatu proses yang sangat amat melelahkan bagi seorang ibu. Belum lagi setelah proses tersebut selesai, seorang ibu harus mengajarkan si Bayi untuk meminum ASI. Tentu kedua hal tersebut akan sangat menguras tenaga baik fisik dan psikis dari si Ibu.
Namun, kedua hal tersebut merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang ibu. Tentu waktu dan tenaga akan terkuras sehingga ibu akan mengalami kelelahan yang hebat. Waktu tidur pun akan sangat kurang karena harus mengawasi dan memperhatikan si Bayi.
Fase ini merupakan saat – saat yang penting bagi seorang ibu dan bayi untuk dapat melewati fase berikutnya yaitu fase menyusui.
2. Muncul Rasa Sakit Pada Payudara
Sebab selanjutnya terjadinya baby blues syndrome adalah rasa sakit pada payudara. Hal tersebut terjadi karena ASI sudah mulai diproduksi oleh tubuh. Bagian payudara akan mengalami pembesaran dan juga bengkak.
Bayi biasanya akan menyusu kepada sang Ibu dalam rentan waktu 2 jam sekali. Untuk usia bayi yang lebih muda lagi intensitas menyusu akan lebih banyak lagi.
Pada proses menyusui tersebut tidak jarang si bayi mengalami kesusahan sehingga menyebabkan bengkak. Tentu hal itu membuat produksi ASI menjadi terganggu. Untuk mengatasi hal ini, ibu dapat mengakali dengan memompa ASI dan di simpan di tempat steril.
3. Susah Beradaptasi dengan Kondisi yang Baru
Penyebab baby blues syndrome berikutnya adalah ibu baru belum bisa atau susah menyesuaikan dengan keadaan. Memiliki seorang bayi tentu memberikan rasa tanggung jawab yang amat besar kepada orang tua terutama si Ibu.
Tidak jarang, hal tersebut kadang malah menjadi beban dan membuat kewalahan si Ibu. Hal ini tentu membuat beberapa ibu baru kaget dengan kondisi harus merawat dan mengurus bayi. Nah, hal inilah yang dapat menyebabkan munculnya syndrome tersebut.
4. Terjadi Penurunan Hormon
Faktor hormon juga menjadi alasan terjadinya baby blues syndrome. Pada saat proses kehamilan hingga menjelang melahirkan, seorang ibu akan mengalami kenaikan hormon. Namun, pada saat proses kelahiran bayi, ibu akan kehilangan hormon.
Kondisi tersebut memberikan pengaruh terhadap si Ibu. Si ibu akan merasakan sesuatu yang tidak beres di dalam tubuhnya. Keadaan ini biasanya membuat kondisi mental dan psikis si Ibu sedikit terganggu sehingga membuatnya sering menangis, marah, dan kesal tanpa alasan yang jelas.
5. Faktor Fisik yang Berubah
Pada saat hamil, ibu akan menjaga pola makan dengan baik. Namun, pada saat bayi telah lahir, ibu akan cenderung mengonsumsi makanan yang menurutnya baik dan mampu meningkatkan produksi ASI.
Hal inilah yang membuat kondisi fisik ibu mengalami penambahan berat yang cukup signifikan. Perubahan fisik tersebut tentu akan membuat ibu menjadi merasa tertekan baik dari orang lain ataupun dari dalam diri sendiri. Kondisi tersebutlah yang memicu munculnya syndrome Baby Blues.
Durasi Syndrome Baby Blues
Pada umumnya, syndrome yang satu ini terjadi pada seorang ibu selama kurang lebih 14 hari atau dua minggu setelah proses kelahiran si Bayi. Puncak dari syndrome ini terjadi pada 4 hari pertama pasca melahirkan.
Cara Mencegah dan Menangani Baby Blues Syndrome
Untuk mengatasi syndrome ini, sangat penting bagi si ibu ataupun orang terdekat untuk mengetahui sebab terjadinya syndrome ini. Hal tersebut sangat berguna untuk membantu si Ibu untuk melewati masa – masa sulit tersebut.
Untuk mencegahnya, usahakan ibu untuk selalu mencuri waktu untuk santai dan rileks. Contoh yang dapat ibu lakukan adalah dengan tidur dengan intensitas cukup. Selain itu, pembatasan jumlah orang yang keluar masuk untuk menjenguk juga penting dilakukan.
Bagaimana Jika Syndrome Baby Blues Berkepanjangan?
Apabila kondisi si Ibu masih mengalami syndrome ini lebih dari 2 minggu, ada baiknya untuk segera mendatangi dokter yang kompeten untuk berkonsultasi. Hal ini untuk menghindari kemungkinan ibu untuk terserang Postpartfum Depression.
Postpartfum Depression memiliki ciri seperti cemas berlebih, panik, susah tidur, menangis berlebihan, tidak perhatian kepada sang Bayi. Apabila ciri ini sudah muncul, jangan ragu untuk langsung menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Mengalami baby blues syndrome merupakan hal yang wajar. Namun, hal ini tidak boleh dianggap sepele dan enteng. Penanganan yang salah dan syndrome yang tidak kunjung hilang tentu akan membahayakan ibu dan si Bayi. Untuk itu, peran dari orang terdekat seperti suami, orang tua, dan teman memiliki peranan yang penting dalam hal ini.